PEMBERDAYAAN KADER DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR DI AULA BALAI DESA PADAS
DESA PADAS - Aula Balai Desa Padas, Tanon, Sragen menjadi tempat pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Kader Masyarakat dalam Pencegahan Penyakit Menular yang dilaksanakan oleh Puskesmas Tanon I, Kamis (4/7/2024).
Kegiatan dihadiri oleh kader kesehatan dari Desa Padas, Desa Kecik, Desa Jono, dan beberapa desa lainnya.
Pada kegiataan tersebut dibahas beberapa materi terkait penanggulangan HIV dan AIDS, Virus Hepatitis B, dan Penyakit Tidak Menular (PTM).
Dimulai sejak pukul 08.00 WIB, kegiatan tersebut dibuka dengan sambutan Plt Kepala Desa Padas, Muhammad Aref Al Paiman.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi terkait HIV dan AIDS yang dibawakan oleh Pipit Puspaningtyas dari Puskesmas Tanon I.
HIV dan AIDS
Pipit menjalaskan bahwa Acuired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) mudah menular dan mematikan. Virus HIV merusak sistem kekebalan tubuh dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin pencegahnya. Pengobatan yang ada hanya untuk menghambat perkembangan virus dalam darah.
Di Kab Sragen kasus AIDS pertama kali dilaporkan tahun 2000 berasal dari Thailand, tahun demi tahun meningkat seperti deret ukur. Jumlah kasus s/d tahun 2006 ada 9 kasus AIDS, yang meninggal 4, kasus AIDS yang hidup 5, tersebar di 5 wilayah kecamatan.
"Virus HIV terbesar terdapat dalam darah dan cairan dari kelamin. Dalam jumlah kecil, virus HIV juga terdapat dalam ASI, air liur, air mata, dan air kencing," jelas Pipit.
"HIV dapat menular melalui kontak seksual, seperti hetero seksual, homo seksual, bi seksual."
Selain itu juga dapat menular melalui kontak darah seperti transfusi, penggunaan jarum suntik berulang. HIV juga dapat menular dari ibu ke anak melalui proses persalinan dan pemberian ASI.
"Ada beberapa cara pencegahan HIV/AIDS di antaranya Abstinent, BE Faithful, Consistent, Don't, dan Education," jelasnya.
Abstinent yakni tidak berhubungan sex, BE Faithful yakni setia dengan pasangannya, Consistent yaitu konsisten menggunakan alat pelindung, Don't use sharing needle (jangan gunakan jarum suntik tidak steril).
Hepatitis B
Materi selanjutnya yakni terkait Virus Hepatitis B yang dibawakan oleh Rini Puji Hastuti dari Puskesmas Tanon I.
"Penularan virus Hepatitis mirip dengan cara penularan HIV. Kontak seksual, berbagi jarum suntik, kontak dengan jarum suntik secara tidak sengaja, ibu ke bayi," jelasnya.
Kontak seksual misalnya berganti-ganti pasangan dan berhubungan seks tanpa alat pengaman. Berbagi jarum suntik misalnya menggunakan alat suntik yang sudah terkontaminasi darah penderita hepatitis B.
Kontak dengan jarum suntik secara tidak disengaja misalnya petugas kesehatan (paramedis) yang sering berurusan dengan darah manusia. Ibu dan bayi yakni ibu yang sedang hamil dapat menularkan penyakit ini pada bayinya saat persalinan.
Menurut Rini memaparkan cara pencegahan Hepatitis B paling efektif dengan melakukan vaksin. Vaksin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu saat anak lahir, saat anak berusia 1 bulan, dan pada saat anak berusia 3-6 bulan.
Pemeriksaan hepatitis B juga diterapkan bagi ibu hamil. Jika sang ibu mengidap penyakit ini, bayinya harus menerima vaksin pada saat lahir (12 jam setelah persalinan) untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi.
Penyakit Tidak Menular (PTM)
Materi selanjutnya dipaparkan oleh dr. Paryati dari Puskesmas Tanon I mengenai Penyakit Tidak Menular (PTM). Penyakit tidak menular (PTM) adalah jenis penyakit yang tidak dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak apa pun.
Kendati demikian, dr. Paryati menegaskan bahwa PTM jangan dianggap sepele karena beberapa jenis penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian tertinggi.
"Ada beberapa faktor risiko PTM yakni faktor genetik atau keturunan, usia, faktor lingkungan seperti polusi, kurang olahraga, kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, seperti kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi kolesterol, garam dan gula, serta kurang mengonsumsi sayur dan buah," jelasnya.
Terdapat beberapa PTM penyebab kematian terbanyak yakni jantung, kanker, diabetes, hipertensi, dan obesitas.
Lebih lanjut, dr. Paryati menyebutkan program pengendalian PTM yang dimiliki Indonesia berupa Triple ACS berupa ative cities, active communities, dan active citizenship.
"Active cities adalah strategi penanggulangan PTM melalui pendekatan wilayah dengan mewujudkan kota/kecamatan/desa yang sehat. active communities yaitu melalui pemberdayaan masyarakat lewat kelompok masyarakat. Active citizenship berorientasi dari dan untuk penduduk," jelasnya. (*)
\